Thursday, February 13, 2020

Kesenian Betawi 


Kesenian Betawi

Keberadaan budaya Betawi termasuk kesenian tradisionalnya merupakan asset wisata. Kebudayaan tersebut terdiri dalam beragam bentuk seperti tari-tarian, teater, nyanyian, musik, dan sebagainya. Sudah sepatutnya kekayaan budaya itu dilestarikan dan dikembangkan. Meski masyarakat asli Betawi banyak yang tergusur ke pinggiran karena pembangunan, namun kebudayaan Betawi tidak boleh tergusur dari Jakarta itu sendiri.

4 kesenian berawi adalah Ondel-ondel, Tanjidor, Tari Belenggo, dan Tari Lenggong Nyai. Masih banyak lagi kesenian khas Betawi, apakah itu berupa tarian, teater, music, lagu, dan sebagainya.

Ondel-ondel

Ondel-ondel adalah manekin raksasa yang tak dapat dipisahkan dari budaya Betawi dan Ikon Jakarta. Tingginya sekitar 2 meter. Ondel-ondel biasanya tampil berpasangan, sang pria mengenakan topeng merah dengan kumis dan cambang serta pakaian berwarna gelap. Sementara si wanita bertopeng putih dengan gincu merah dan menggunakan pakaian berwarna terang. Keduanya dilengkapi hiasan kepala khas Melayu bernama Kembang Kelapa. Agar bisa dimainkan dan tampak hidup, ondel-ondel dibuat dari rangka bambu yang memungkinkan orang membawanya dari dalam. Ondel-ondel biasanya ditampilkan pada sebuah arak-arakan dalam sejumlah acara, seperti pernikahan atau sunatan. Arak-arakan semakin meriah karena ada irama tanjidor atau gambang kromong yang mengiringinya.
Lenong

Lenong adalah teater rakyat khas Betawi yang dikenal sejak tahun 1920-an. Sejak awal keberadaannya, lenong diiringi dengan musik gambang kromong. Dalam Lenong dikenal dua jenis cerita, yaitu Lenong Denes yang bercerita tentang kerajaan atau kaum bangsawan, dan Lenong Preman yang berkisah tentang kehidupan rakyat sehari-hari.
Lenong Denes sendiri adalah perkembangan dari bermacam bentuk teater rakyat Betawi yang sudah punah, seperti wayang sumedar, wayang senggol ataupun wayang dermuluk. Sementara Lenong Preman disebut-sebut sebagai perkembangan dari wayang sironda. Yang cukup signifikan dalam perbedaan penampilan kedua lenong tersebut, Lenong Denes umumnya menggunakan bahasa Melayu halus, sedangkan Lenong Preman rata-rata menggunakan bahasa Betawi sehari-hari. Beberapa seniman Lenong Betawi terkenal antara lain H.M. Nasir T, H. Bokir, Mpok Nori, dan Mandra.
Palang Pintu

Palang Pintu adalah seni budaya yang biasanya di gunakan untuk acara adat Betawi, seperti permikahan, penerimaan tamu kehormatan, dan lain-lain. Palang pintu dihiasai oleh pantun-pantun Betawi, dan diiringi oleh musik marawis, gambang kromong, atau tanjidor. Yang menarik adalah atraksi pencak silat yang diperagakan dengan menggunakan senjata tajam (golok). Dalam lakon pada acara pernikahan, ada yang berperan sebagai jagoan atau pengawal rumah mempelai wanita. Di sini, jagoan yang mewakili mempelai pria harus memenangi pertarungan melawan jagoan dari pihak mempelai wanita. Walau ada adegan perkelahian, Palang Pintu tetap mengundang tawa karena ada atraksi-atraksi jenaka dari para pesilat yang bermain, dan ada pantun-pantun jenaka.
Topeng Blantek

Topeng Blantek mungkin tidak seterkenal kesenian Betawi lain seperit lenong atua gambang kromong. Padahal jauh sebelum kesenian tradisional Betawi itu ada, Topeng Blantek sudah lebih dulu hadir di tengah-tengah masyarakat Betawi.
Asal-usul nama kesenian ini berasal dari dua suku kata, yaitu topeng dan blantek. Istilah topeng berasal dari bahasa Cina di zaman Dinasti Ming. Topeng asal kata dari to dan peng. To artinya sandi, dan peng artinya wara, sehingga bila dijabarkan berarti sandiwara. Sedangkan kata blantek ada beberapa pendapat. Ada yang mengatakan berasal dari musik yang mengiringinya, yaitu satu rebana biang, dua rebana anak dan satu kecrek yang menghasilkan bunyi, blang blang crek. Namun, karena lidah lokal ingin penyebutan yang mudah maka munculah istilah blantek.
Pendapat lain mengatakan asal nama blantek berasal dari Inggris, yaitu blindtexs yang berarti buta naskah. Marhasan (55), tokoh pelestari topeng blantek mengatakan, permainan blantek dulu tidak memakai naskah. Sutradara hanya memberikan garis besar cerita yang akan dimainkan.
Ciri kesenian topeng blantek yaitu terdapat 3 buah sundung (kayu yang dirangkai berbentuk segi tiga yang biasa digunakan untuk memikul sayuran, rumput dan lain sebagainya). Sundung-sundung tersebut diletakkan di pentas sebagai pembatas antara para pemain yang sedang berlakon, dengan panjak dan music, dan dengan para pemain lain yang belum dapat giliran berlakon. Perangkat lainnya berupa obor yang diletakkan di tengah pentas.
Wayang Betawi


Salah satu produk budaya Betawi hasil akulturasi dari budaya Jawa dan Sunda adalah w

Kesenian Betawi  Kesenian Betawi Keberadaan budaya Betawi termasuk kesenian tradisionalnya merupakan asset wisata. Kebudayaan tersebut ...